Berbicara tentang Battlefield, hal utama yang paling banyak dibicarakan sudah tentu adalah sisi visualnya. Terlebih lagi, sang developer memang meng-anakemaskan game ini untuk platform PC. Alasannya simpel, karena hardware PC adalah yang paling bertenaga sehingga bisa diandalkan untuk menampilkan grafis terbaik.
Pada gelaran E3 2013 lalu, EA sebagai publisher-nya sudah memamerkan video gameplay Battlefield 4 berjudul Angry Sea. Dari video tersebut jelas terlihat kekuatan engine Frostbite 3 dalam menyuguhkan efek cahaya dan physics yang menampilkan area peperangan yang hancur berantakan. Contohnya, dalam peperangan di dalam ruangan perkantoran, dampak ledakan tidak hanya bisa menghancurkan bangunan besar, namun juga bisa berdampak pada hal-hal yang kecil. Berkas-berkas seperti kertas dokumen, kabel-kabel, hingga lampu ruangan pun bisa terkena dampaknya.
Kembali ke era Battlefield 2, dalam game ini nantinya pemain juga bisa memanfaatkan feature commander, terutama pada mode multiplayer, untuk memberikan perintah agar memudahkan penyerangan yang dilakukan. Sekilas, feature ini mengingatkan kita pada game Ghost Recon versi PC. Mode single player masih menawarkan adegan baku tembak seperti seri sebelumnya, namun kali ini sedikit lebih brutal dengan adanya efek shaking pada kamera.

Dalam game ini pemain akan berperan sebagai salah satu prajurit U.S. Special Operations Squad bernama Daniel "Reck" Recker. Secara garis besar, Battlefield 4 menceritakan tentang kudeta militer di China karena matinya seorang politikus dengan pengaruh besar yang juga merupakan calon presiden terpopuler. Reck bersama-sama prajurit lainnya yang tergabung dalam tim bernama Tombstone harus menjalankan berbagai misi untuk menyelesaikan masalah di Shanghai. Bagi Kotakers yang sangat menyukai cerita dalam sebuah game dan juga mengharapkan sebuah game dengan mode single player yang panjang, maka Battlefield 4 mungkin bukan jawaban yang tepat namun juga bukan pilihan game yang salah.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar